Thursday, January 22, 2009

Rutin

Hari ke hari rasanya badanku makin capek. Pulang cepat berharap dapat tidur cepat,namun tetap saja jam 10 baru bisa memejamkan mata. Dan aku suka merasa bersalah jika langsung tidur tanpa menambah ilmu. Seharian bekerja kita selalu fokus terhadap apa yang kita kerjakan, namun input input diluar kerja,otomatis kita tidak tahu. Ilmu bisa berupa informasi terkini, baca buku, baca alquran, menulis dan salah satu hobiku, kliping koran. Aku senang menggunting artikel yang sifatnya jangka panjang. Maksudku, tulisan yang ada di artikel itu bisa dibaca dan berlaku sampai nanti generasi anak-cucuku lahir. Topiknya bermacam macam, bisa politik,budaya,opini. Namun aku lebih menekankan pada hal-hal yang memiliki nilai moral dan etika.

Saturday, January 10, 2009

Batas Kewajaran

Penggalan dari novel "Ronggeng Dukuh Paruk" karya Ahmad Tohari hal.238

"Inilah yang dulu kukatakan, dalam hidup segala hal mestilah dilakukan pada batas kewajaran. Karena keselamatan berada di tengah antara dua hal yang saling berlawanan. Jadi keselamatan adalah jalan tengah, atau kewajaran atau keberimbangan. Yang kita saksikan akhir-akhir ini adalah kehidupan yang serba tidak wajar, melampaui batas. Dan kehidupan takkan kembali berimbang sebelum dia mengalami akibat ketidakwajaran itu."

Cermin Purnama

debur ombak yang membahana
meretas alam sunyiku
menyapu serpihan hati
tempatku menyandarkan lamunanku

sesaat dirimu terbayang
dalam kilau cermin purnama
namun terpecah karang
lalu hilang bagai buih

diriku terjaga dari lamunan
tinggallah kini malam yang membisu

9 Matahari

Saat ini saya sedang membaca novel “9 Matahari” karangan Yuli Anita/Adenita. Membaca buku ini membawa saya kepada masa-masa kuliah dulu. Mengingatkan kita semua umumnya dan saya sendiri khususnya dalam hidup yang musti eling. Walau saya tidak hidup dalam perjuangan seperti yang pengarang alami, namun selalu terbesit dalam hati saya bahwa semua orang, siapapun itu berada pada derajat yang sama di sisi-Nya. Kita tidak boleh sombong, harus melihat sesuatu dari berbagai sisi dan bersikap toleran sangat penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Sedari saya kuliah dulu, diri ini terpatri untuk selalu memposisikan bagaimana jika saya berada pada keadaan orang-orang yang berbeda nasib dengan saya. Oleh karena itu saya mencoba mengenal kehidupan teman-teman saya dari berbagai daerah, berbagai jurusan, berbeda pergaulan. Pergaulan yang homogen membuat tidak banyak perbedaan dan tak pernah tahu bagaimana sebenarnya kenyataan yang ada dalam kehidupan.

“9 Matahari” adalah bukti konkrit sebuah pedihnya kehidupan dan sebuah manisnya perjuangan. Sekaligus membuat saya menyesal mengapa hanya sebentar saya mencicip dunia mahasiswa. Idealisme terpendam begitu saja, dengan semangat yang masih menyala-nyala. Saya merekomendasi buku ini untuk dibaca bagi teman-teman yang masih berada pada bangku perkuliahan. Bahwa dengan anda kuliah, anda sedang berada pada level pendewasaan diri dan lihatlah segala kenyataan yang ada. Jangan terlalu terbawa oleh arus gaya hidup zaman sekarang, masih banyak yang bisa kita lakukan, setidaknya jangan egois, jika masalah finansial tidak mengganggu perkuliahan anda, maka bergeraklah, ingat bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang berguna untuk orang lain.

Salute to Yuli Anita…

Thursday, January 8, 2009

Antara Senja dan Mati

Mega menenggelamkan alam kemerahan
di kala senja menjelang malam

sempurna ditutup oleh hujan dan gelap

betapapun pedihnya langkahmu menginjak
dunia ini
ternyata hidupmu adalah sebuah janji
janji kepada sang waktu
tak peduli jikalau esok mati dan hampa

karena semuanya telah tenggelam
hilang ditelan senja hari akhir

Wednesday, January 7, 2009

Perahu Malam

Langit luas membentang mimpi
nun jauh disana
Sejauh mata memandang
seakan batas tak berarti
berkas-berkas cahyamu
menari menerawang menjauh
sejauh gemuruh yang kian menghilang
senada alam tercipta
menepis cakrawala